TUGAS UNTUK MASA BELAJAR DIRUMAH TGL 16-21 MARET 2020 PART 1 (VIRUS) UNTUK SEMUA KELAS

SISWA SILAHKAN BACA MATERI DI BAWAH INI

LALU JAWAB SOAL DI AKHIR MATERI

Etimologi

Kata virus berasal dari bahasa Latin vīrus yang berarti 'racun' dan cairan berbahaya lainnya.[3] Definisi "agen yang menyebabkan infeksi penyakit" pertama kali digunakan pada tahun 1728,[3] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitri Ivanovsky pada tahun 1892.

Sejarah penemuan


Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron.
  • Virus telah menginfeksi sejak zaman sebelum Masehi, hal tersebut terbukti dengan adanya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglif di Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400 SM) yang menunjukkan adanya penyakit poliomyelitis. Selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang virus smallpox.
  • Pada zaman sebelum Masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah virus smallpox yang menyerang masyarakat Tiongkok pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798, Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena virus pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian merupakan pelopor penggunaan vaksin.
  • Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal hingga saat ini, yaitu:
    1. Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
    2. Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in vitro
    3. Ketika kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka dapat menimbulkan penyakit
    4. Agen yang sama dapat diambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
  • Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba pada getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
  • Pada tahun 1892Dmitri Ivanovsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.[4] Kemungkinan kedua ini dibantah pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[4] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.[4]
  • Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati saringan yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.[4]
  • Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.[5] Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[6]
  • Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker.[7] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat menyebabkan kanker.[7] Rous menyimpulkan kanker disebabkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[7] Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus (RSV).[7]
  • Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV) yang ditemukan oleh Dr. Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada manusia yang disebabkan oleh virus.[8] Dr. Shope melakukan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[8]
  • Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun 1935.[9] Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV).[9] Stanley mengemukakan bahwa virus akan dapat tetap aktif meskipun setelah kristalisasi.[9]
  • Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofag.[10] Bakterofag merupakan virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam sel bakteri.[10]

Struktur


Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.
Virus adalah organisme subseluler yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.[11]
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.[12] Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[12] Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.[12] Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.[11][12] Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.[12]
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[12] Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.[12] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.[12] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.[11][12]

Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral berisi asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.[13] Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[13] Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.[13] Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.[13] Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.[13]

Virus cacar air memiliki selubung virus.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.[14] Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral.[14] Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.[14] Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid.[14] Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.[14]
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[15] Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[15] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.[16] Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[16]

Cara Hidup Virus – Virus hanya dapat hidup jika berada pada tubuh inangnya. Jika berada di luar tubuh inang virus tidak akan pernah bisa bereproduksi karena virus tidak memiliki enzim-enzim metabolisme seperti ribosom, sehingga virus tidak memiliki alat untuk membuat protein. Ini yang menyebabkan virus tidak dapat bereproduksi jika tidak berada dalam sel inangnya.Setiap virus memiliki tipe yang berbeda dalam menginfeksi sel inangnya. Ini karena virus memiliki ragam inang yang terbatas. Kespesifikan inang virus ini disebabkan oleh evolusi sistem pengenalan oleh virus itu sendiri. Sebab virus mengidentifikasikan sel inang melalui kecocokan antara protein permukaan virus dan molekul reseptor spesifik di sebelah luar sel.
Sejumlah virus memiliki perkiraan inang yang luas. Misalnya seperti virus West Nile dan virus ensefalitis kuda merupakan jenis virus yang sangat berbeda dimana masing-masing virus ini dapat menginfeksi nyamuk, burung, kuda, bahkan manusia. Sedangkan jenis virus lain memiliki sasaran inang yang sempit sehingga hanya dapat menginfeksi satu inang saja.
Virus yang memiliki sasaran inang sempit misalnya adalah virus campak. Yang hanya dapat menginfeksi manusia. Virus selesma manusia biasanya hanya menginfeksi sel saluran pernapasan atas, sedangkan virus AIDS yang juga menginfeksi manusia berikatan dengan reseptor yang hanya terdapat pada sel darah putih dengan tipe tertentu.
cara hidup virus

Ciri-ciri Umum Daur Reproduksi Virus

Daur reproduksi virus hanya akan terjadi melalui dua cara yaitu daur lisogenik dan daur lisis.

1. Daur Lisogenik

Dalam daur lisogenik memungkinkan terjadinya replikasi pada genom virus tanpa menghancurkan inangnya. Daur lisogenik ini jarang terjadi, jika terjadi hanya pada bakteri yang diserang dalam kondisi imun yang baik (kebal). Sehingga bakteri akan tetap ada, tidak menjadi hancur.
Istilah lisogenik menyiratkan bahwa profag mampu menghasilkan fag aktif yang melisiskan sel inang. Ini terjadi ketika genom diinduksi untuk keluar dari kromosom bakteri dan menginisiasi siklus lisis. Sinyal lingkungan, misalnya zat kimiawi tertentu atau radiasi berenergo tinggi., biasanya memicu pergantian dari mode isogenik ke mode lisis.(Campbel, (jilid 1:418).

2. Daur Lisis

Daur lisis merupakan daur reproduksi virus yang sudah mencapai puncaknya pada kematian sel inang. Istilah ini mengacu pada tahapan terakhir dari infeksi virus. Saat bakteri pecah (lisis) serta melepaskan virus yang dihasilkan di dalam sel. Masing-masing dari virus kemudian akan menginfeksi sel yang sehat, serta beberapa daur lisis yang terjadi secara berurutan dapat menghancurkan seluruh populasi bakteri hanya dalam hitungan jam.
Baca juga: Struktur virus
Virus yang bereproduksi hanya dengan cara daur lisis disebut fag virulen. Untuk daur lisis sendiri, bakteri yang yang diserang virus akan berakhir dengan kehancuran (lisis). Terdapat lima fase dalam daur lisis yaitu:
1. Adsorbsi, yaitu bakteriofag menggunakan serat-serat dari ekornya untuk dapat berikatan dengan permukaan sel inang.
2. Penetrasi, yaitu masuknya DNA virus dan degradasi DNA inang. Ekor berkontraksi dengan cara menyuntikkan DNA virus ke dalam sel dan meninggalkan kapsid kosong di luar. Kemudian DNA sel akan dihidrolisis.
3. Elifase, yaitu ADN dari virus mengambil alih ADN bakteri dalam sintesis protein. DNA dari fag (fag merupakan virus yang paling mudah dipahami, walaupun sebagian diantaranya tergolong dalam virus yang paling kompleks) mengarahkan produksi protein-protein fag serta salinan genom fag oleh enzim inang, dengan menggunakan komponen-komponen dari sel.
4. Perakitan, yaitu pembentukan virus baru. Tiga protein yang terpisah membentuk diri menjadi kepala, ekor, serta serat ekor virus.
5. Pelepasan, yaitu pemecahan sel inang, dengan cara merusak dinding sel bakteri, memungkinkan cairan masuk, sel mengembung dan pecah.

Klasifikasi

Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.[27]
  • Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (sampul) menjadi 4 kelompok, yaitu:[27]
  1. Virus DNA
  2. Virus RNA
  3. Virus berselubung
  4. Virus tidak berselubung
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat: DNA atau RNA.
  • Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:[27]
  1. Virus Enterik
  2. Virus Respirasi
  3. Arbovirus
  4. Virus onkogenik
  5. Hepatitis virus
  • Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus diklasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:[27]
  1. Virus tipe I: DNA utas ganda
  2. Virus tipe II = DNA utas tunggal
  3. Virus tipe III = RNA utas ganda
  4. Virus tipe IV = RNA utas tunggal (+)
  5. Virus tipe V = RNA utas tunggal (-)
  6. Virus tipe VI = RNA utas tunggal (+) dengan DNA perantara (intermediat)
  7. Virus tipe VII = DNA utas ganda dengan RNA perantara

Jenis

Virus RNA

Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas III hingga VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.[28]

Retroviridae

Retroviridae merupakan virus berbentuk ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif yang nantinya akan diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna untuk mengubah RNA menjadi DNA.[28][29] DNA yang dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus.[28] Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, dapat menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.[28] Sifatnya yang ganas tersebut disebabkan salah satunya karena virus ini mudah mengalami mutasi.[28]
Salah satu genus dari familia ini yang paling terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.[28]

Picornaviridae

Picornaviridae berukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore.[30] Virus dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di antaranya adalah penyakit polio yang disebabkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang disebabkan oleh Rhinovirus.[30]

Orthomyxoviridae

Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore.[31] Ciri khas dari virus ini adalah virus ini memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[31] Hemmaglutinin merupakan bagian virus yang menempel pada sel target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari infeksi virus.[31] Neuraminidase berperan untuk melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan infeksi virus.[31]
Virus ini diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu:
  1. Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).[31] Virus influenza tipe A dapat mengalami antigenic drift dan antigenic shift.[31] Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak dapat mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.[31] Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang disebabkan karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak ada atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik dapat terjadi.[31]
  2. Influenza tipe B
  3. Influenza tipe C
  4. Tick-Borne Influenza; virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.[31]

Arbovirus

Arbovirus merupakan singkatan dari Arthropoda-Borne virus yaitu virus yang berasal dari kelompok Arthropoda.[32] Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu:
  1. Togaviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.[32]
  2. Flaviviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[32]
  3. Bunyaviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.[32]
  4. Reoviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak.[32]

Virus DNA

Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.[33]

Herpesviridae

Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran besar dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kelompok ini dapat menyebabkan penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.[33] Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu:
  1. Alpha Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga.[33] infeksi virus ini bersifat laten persisten disebabkan karena kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang.[33] jika kondisi inang sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit dapat muncul kembali pada tempat yang sama.[33] Contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[33]
  2. Beta Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[33] virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).[33] Contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.[33]
  3. Gamma Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[33] Contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.[33]

Parvoviridae

Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[34] Virus ini tidak memiliki selubung virus dan merupakan virus manusia yang berukuran paling kecil.[34] Virus merupakan virus yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering disebut Adeno-Associated Virus(AAV).[34] Salah satu contoh kelompok ini adalah virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.[34]

Poxviridae

Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[35] Ciri khas dari virus ini adalah virus ini memiliki morfologi besar dan kompleks.[35] Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah Smallpox.[35] Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat besar diseluruh dunia.[35] sekarang virus Smallpox sudah dimusnahkan.[35]

Patogenesis

Macam-macam infeksi virus

Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi inangnya.[17] ada yang berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu besar.[17]
  1. Infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal.[17] Akibat dari infeksi akut adalah:
  2. Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada risiko gejala penyakit muncul kembali.[17] Contoh dari infeksi kronis adalah:
    • silent subclinical infection seumur hidup, contoh: Cytomegalovirus (CMV);[17]
    • periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh: HIV [17]
    • reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh: shingles;[17]
    • penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh: HBVHCV;
    • kanker, contoh: HTLV-1HPVHBVHCVHHV.[17]

Penyakit manusia akibat virus

Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacarAIDS (yang disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks).[37] Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan.[37] Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.[37]
Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.[37]
Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa.[37] Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.[37] Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar.[37] Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.[37]
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus.[37] Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di MarburgJerman, dan ebola.[37] Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi.[37] Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.[37]

Diagnosis di laboratorium

Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus biasanya melewati proses yang sulit dan mahal.[38] Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan fasilitas besar dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya teknisi, ahli biologi molekular, dan ahli virus.[38] Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).[38]

Pencegahan dan pengobatan

Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh.[39] Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.[39]
Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.[39] Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik.[39] Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.[39]
Infeksi virus atau bakteri pada umumnya menimbulkan demam, hanya saja infeksi bakteri akan meningkatkan kadar Sel darah putih, sedangkan infeksi virus tidak, tetapi infeksi bakteri, virus bahkan jamur akan meningkatkan kadar Antibodi M (IgM), tetapi pemeriksaan IgM agak mahal. Pemeriksaan Sel darah putih ataupun IgM tidak dapat menentukan jenis penyakitnya, tetapi kedua pemeriksaan tersebut hanya mengindikasikan penyakit tersebut diakibatkan oleh apa. Jika biaya menjadi kendala, maka pemeriksaan Sel darah putih saja sudah cukup, karena infeksi virus tidak dapat diobati dengan anti-biotik dan pada umumnya infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya (virus self limiting life) dengan istirahat (istirahat penuh di ranjang, jika perlu) dan gizi yang cukup, kecuali HIV di mana untuk diagnosis awal diperlukan pemeriksaan CD4 yang relatif murah.

SUMBER 

SILAHKAN JAWAB SOAL DI LINK INI



Related Posts:

Comments
0 Comments

0 Response to "TUGAS UNTUK MASA BELAJAR DIRUMAH TGL 16-21 MARET 2020 PART 1 (VIRUS) UNTUK SEMUA KELAS"

Posting Komentar