Metodologi Utama yang Sering digunakan dalam Penelitian Ilmu Sosial

 





Beberapa metodologi utama yang sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial biasanya dikelompokkan berdasarkan pendekatan datanya, yaitu kuantitatif dan kualitatif, serta adanya metodologi gabungan, yaitu campuran (mixed methods).

Berikut adalah beberapa metodologi dan jenis penelitian yang umum:

1. Metodologi Kuantitatif (Positivisme)

Metodologi ini bertujuan untuk mengukur dan menguji hubungan antarvariabel, mencari sebab-akibat, dan menggeneralisasi temuan ke populasi yang lebih luas. Data yang digunakan berupa angka dan dianalisis secara statistik.

Survei (Survey): Mengumpulkan data dari sejumlah besar responden menggunakan kuesioner terstruktur untuk mendeskripsikan atau menguji hubungan antarvariabel dalam populasi.

Eksperimen (Experiment): Metode untuk menguji hubungan sebab-akibat (kausalitas) dengan memanipulasi satu atau lebih variabel independen dan mengukur dampaknya pada variabel dependen, sering kali melibatkan kelompok kontrol.

Analisis Isi Kuantitatif (Quantitative Content Analysis): Menganalisis dokumen, teks, atau media lain dengan menghitung frekuensi kemunculan kata, frasa, atau tema tertentu untuk menarik kesimpulan statistik.

Analisis Sekunder (Secondary Data Analysis): Menganalisis data yang sudah ada (misalnya, data sensus, data statistik pemerintah, atau big data) untuk menjawab pertanyaan penelitian baru.

2. Metodologi Kualitatif (Interpretatif)

Metodologi ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang makna, pengalaman, dan konteks sosial dari suatu fenomena. Data yang digunakan berupa kata-kata, gambar, atau observasi, dan dianalisis secara interpretatif.

Etnografi (Ethnography): Studi mendalam terhadap suatu kelompok, budaya, atau komunitas, sering melibatkan observasi partisipan di mana peneliti terlibat dalam kehidupan sehari-hari subjek penelitian.

Studi Kasus (Case Study): Penyelidikan yang mendalam dan intensif terhadap satu kasus atau beberapa kasus (individu, kelompok, organisasi, atau peristiwa) dalam konteks nyata.

Wawancara Mendalam (In-depth Interviews): Mengumpulkan data melalui percakapan terbuka dan semi-terstruktur dengan informan kunci untuk memahami perspektif dan pengalaman mereka secara rinci.

Grounded Theory: Metode untuk membangun teori baru secara induktif (dari bawah ke atas) langsung dari data yang dikumpulkan (misalnya, wawancara, observasi).

Analisis Wacana (Discourse Analysis): Menganalisis penggunaan bahasa dalam teks dan ucapan untuk memahami bagaimana realitas sosial dibentuk dan dipertahankan melalui komunikasi.

3. Metodologi Gabungan

Metodologi yang menggabungkan elemen kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.

Penelitian Campuran (Mixed Methods): Menggabungkan pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Pendekatannya bisa sekuensial (satu diikuti yang lain) atau konkuren (dilakukan secara bersamaan).

Penelitian Tindakan Partisipatif (Participatory Action Research - PAR): Sebuah pendekatan di mana peneliti bekerja sama dengan anggota komunitas untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, dan mengembangkan serta mengimplementasikan solusi, dengan tujuan membawa perubahan sosial.

4. Metodologi Berbasis Teks dan Dokumen

Metodologi ini berfokus pada penafsiran dan analisis data non-numerik yang sudah ada (dokumen, rekaman, atau artefak):

Analisis Dokumen/Arsip (Document/Archival Analysis): Menggunakan catatan tertulis, dokumen resmi, surat kabar, atau arsip sebagai sumber data primer untuk merekonstruksi peristiwa, kebijakan, atau pandangan sosial di masa lalu.

Analisis Semiotika (Semiotics Analysis): Studi tentang tanda dan simbol dalam konteks sosial dan budaya. Tujuannya adalah menafsirkan makna yang tersembunyi dalam teks, gambar, atau ritual.

Analisis Naratif (Narrative Analysis): Berfokus pada bagaimana orang menggunakan cerita (narasi) untuk memahami dan memberi makna pada pengalaman mereka. Peneliti menganalisis struktur dan isi cerita yang dikumpulkan.

5. Metodologi Historis dan Komparatif

Metodologi ini sering digunakan untuk memahami evolusi fenomena sosial dari waktu ke waktu atau membandingkan masyarakat/kasus yang berbeda:

Penelitian Historis (Historical Research): Berusaha menguji atau menjelaskan peristiwa sosial atau politik di masa lalu. Metode ini sangat bergantung pada analisis arsip dan dokumen historis.

Penelitian Komparatif (Comparative Research): Melibatkan perbandingan sistem sosial, budaya, atau kebijakan di antara dua atau lebih wilayah, negara, atau kelompok untuk mengidentifikasi kesamaan, perbedaan, dan variabel kausal yang mungkin.

6. Metodologi Kritis dan Aksi

Metodologi ini tidak hanya bertujuan untuk memahami, tetapi juga untuk memberdayakan dan mendorong perubahan sosial:

Penelitian Aksi/Tindakan (Action Research): Pendekatan siklus yang melibatkan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tujuannya adalah memecahkan masalah praktis yang dihadapi oleh suatu kelompok atau komunitas dengan partisipasi aktif dari kelompok itu sendiri.

Penelitian Kritis (Critical Research): Melibatkan analisis yang mempertanyakan asumsi dasar dan struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat (misalnya, feminisme, teori ras kritis). Tujuannya adalah emansipasi dan perubahan sosial.

7. Metodologi Berbasis Teknologi dan Internet

Pendekatan ini menggunakan teknologi baru sebagai sumber data atau alat pengumpul data:

Netnografi (Netnography): Mirip dengan etnografi, tetapi khusus meneliti komunitas dan budaya yang ada secara online (misalnya, forum, media sosial, grup chat). Peneliti mengamati dan menganalisis interaksi digital.

Analisis Data Besar (Big Data Analysis): Menggunakan teknik statistik dan komputasi canggih untuk menganalisis set data yang sangat besar dan kompleks yang dihasilkan dari aktivitas digital (misalnya, catatan transaksi, data lokasi ponsel).

Penelitian Media Sosial (Social Media Research): Menganalisis konten, interaksi, atau jaringan pengguna pada platform media sosial untuk memahami perilaku, sentimen, atau tren sosial.

8. Metodologi Analisis Spasial dan Jaringan

Pendekatan ini berfokus pada hubungan antar unit sosial berdasarkan lokasi atau koneksi:

Analisis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System - GIS): Menggunakan perangkat lunak GIS untuk memetakan, memvisualisasikan, dan menganalisis data sosial yang memiliki komponen lokasi (spasial). Ini sering digunakan dalam studi perkotaan atau demografi.

Analisis Jaringan Sosial (Social Network Analysis - SNA): Mempelajari hubungan dan interaksi antar aktor (individu, organisasi, atau negara) dalam suatu jaringan. Metode ini mengidentifikasi pola koneksi dan peran sentralitas aktor.

9. Metodologi Berorientasi Waktu

Pendekatan ini meneliti perubahan atau pola perilaku sepanjang waktu:

Studi Longitudinal (Longitudinal Study): Mengumpulkan data dari subjek yang sama atau populasi yang sama secara berulang kali selama periode waktu tertentu (minggu, bulan, atau tahun) untuk melacak perubahan dan perkembangan.

Analisis Deret Waktu (Time-Series Analysis): Sebuah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang dikumpulkan secara berurutan pada interval waktu yang sama untuk memprediksi tren masa depan.

10. Metodologi Berbasis Evaluasi dan Kebijakan

Penelitian Evaluasi (Evaluation Research): Ini adalah aplikasi dari metode penelitian sosial (kualitatif atau kuantitatif) untuk menilai kebutuhan, desain, implementasi, dan/atau hasil dari suatu program, intervensi, atau kebijakan sosial. Tujuannya seringkali adalah untuk membantu pengambilan keputusan atau perbaikan program.

Analisis Kebijakan (Policy Analysis): Fokus pada pengumpulan dan interpretasi informasi yang relevan untuk proses pembuatan kebijakan. Metode ini sering menggunakan kombinasi analisis statistik, model ekonomi, dan studi kasus.


11. Pendekatan Berbasis Fenomenologi

Fenomenologi (Phenomenology): Pendekatan kualitatif yang sangat filosofis, bertujuan untuk memahami esensi atau makna dari pengalaman hidup seseorang mengenai suatu fenomena tertentu (misalnya, pengalaman menjadi pengungsi, pengalaman menghadapi pandemi). Peneliti berupaya "menepi" dari asumsi pribadinya untuk masuk ke dalam dunia pengalaman subjek.

12. Metodologi Kritis Lanjutan

Dekonstruksi (Deconstruction): Berasal dari teori kritis (Jacques Derrida), ini adalah metode analisis tekstual yang bertujuan untuk mengungkap dan membongkar dikotomi (pertentangan biner) dan hierarki yang tersembunyi dalam suatu teks atau wacana (misalnya, pria/wanita, dominan/subordinat).

Riset Post-Kolonial (Post-Colonial Research): Pendekatan yang secara kritis menganalisis warisan dan dampak kolonialisme dan imperialisme pada masyarakat kontemporer, sering menggunakan metode historis dan kritis untuk menantang narasi-narasi yang berpusat pada Barat.

Related Posts:

Terminologi Membaca dalam al-Qur’an: Iqra’, Tilāwah, Qirā’ah, Tadabbur, dan Tartīl






Terminologi Membaca dalam al-Qur’an: Iqra’, Tilāwah, Qirā’ah, Tadabbur, dan Tartīl

Jejen Jaenal M
Pendahuluan

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam tidak hanya menghadirkan pesan-pesan teologis, hukum, dan akhlak, tetapi juga memperkenalkan berbagai istilah yang terkait dengan aktivitas membaca. Kata-kata seperti iqra’, tilāwah, qirā’ah, tadabbur, dan tartīl masing-masing memiliki makna yang khas. Pemahaman yang tepat terhadap istilah-istilah ini sangat penting agar umat Islam tidak hanya berhenti pada ritual membaca teks, tetapi juga dapat menghayati kandungan makna yang lebih dalam.


---

1. Iqra’ dalam Surah al-‘Alaq

Perintah pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah kata iqra’ dalam QS. al-‘Alaq (96):1. Menurut al-Ṭabarī, perintah ini berarti membaca dengan lisan apa yang Allah wahyukan.^1 Karena ayat ini tidak menyebutkan objek bacaan (maf‘ūl bih), sebagian mufasir seperti Fakhr al-Dīn al-Rāzī menafsirkan bahwa maknanya bersifat umum: membaca teks tertulis, membaca alam, bahkan membaca sejarah dan diri sendiri.^2 Dengan demikian, iqra’ adalah perintah membaca yang paling luas cakupannya, tidak terbatas pada teks semata.

2. Qirā’ah dan Tilāwah

Kata qirā’ah secara bahasa berarti aktivitas membaca atau melafalkan teks. Ia bisa dilakukan sekadar melisankan huruf tanpa harus memahami makna. Dalam literatur disebut sebagai qirā’ah bil-lisān faqath (bacaan lisan semata).

Sebaliknya, tilāwah berasal dari akar kata tala (mengikuti). Menurut al-Qurṭubī, tilāwah bukan hanya membaca teks, tetapi juga mengikuti kandungan makna dan mengamalkannya.^3 Karena itu, tilāwah sering dipakai dalam al-Qur’an untuk menunjukkan bacaan yang berdampak pada iman dan amal (lihat QS. al-Baqarah [2]:121).

Dengan demikian, qirā’ah lebih bersifat netral—membaca dengan suara—sedangkan tilāwah menuntut keterlibatan hati dan amal.

3. Tadabbur

Istilah tadabbur berasal dari kata dabbara yang berarti memikirkan sesuatu sampai ke ujungnya. Dalam QS. Muḥammad (47):24, Allah mengecam mereka yang tidak melakukan tadabbur terhadap al-Qur’an.

Ibn Kathīr menjelaskan bahwa tadabbur berarti merenungkan makna-makna al-Qur’an dan memahami maksudnya.^4 Jadi, tadabbur bukan sekadar membaca teks, tetapi upaya kontemplatif untuk menangkap pesan-pesan Allah.

4. Tartīl

Kata tartīl muncul dalam QS. al-Muzzammil (73):4, “وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا”.

Menurut al-Ṭabarī, tartil berarti membaca dengan jelas huruf-hurufnya, pelan, tidak tergesa-gesa.^5

Al-Qurṭubī menambahkan bahwa tartil adalah tahsīn al-ḥurūf wa ma‘rifah al-wuqūf (memperindah huruf dan mengetahui tempat berhenti).^6

Riwayat dari Ali bin Abi Ṭālib ra. menyebut: “At-tartīl huwa tahsīn al-ḥurūf wa ma‘rifat al-wuqūf” (tartil adalah memperindah huruf dan memahami waqaf).^7

Sayyid Quṭb memperluas makna tartil sebagai cara membaca yang memungkinkan jiwa meresapi ayat-ayat Allah, sehingga ada ruang untuk tadabbur.^8

Dari sini, tartil dapat dipahami bukan hanya teknis bacaan sesuai tajwid, tetapi juga metode agar hati punya kesempatan merenungkan makna.


Kesimpulan

Iqra’ → perintah membaca yang umum, meliputi teks, alam, dan realitas.

Qirā’ah → membaca secara lisan, bisa tanpa makna.

Tilāwah → membaca dengan keterlibatan hati dan amal.

Tadabbur → merenungkan kandungan makna hingga mendalam.

Tartīl → membaca dengan pelan, jelas, sesuai tajwid, yang membuka peluang untuk tadabbur.


Dengan demikian, terminologi membaca dalam al-Qur’an memiliki spektrum makna: dari aktivitas mekanis (qirā’ah) hingga kontemplatif dan aplikatif (tilāwah, tadabbur). Hal ini menunjukkan bahwa membaca al-Qur’an yang ideal adalah perpaduan antara ketepatan teknis, perenungan makna, dan pengamalan.


Catatan Kaki

1. al-Ṭabarī, Jāmi‘ al-Bayān ‘an Ta’wīl Āy al-Qur’ān, Juz 24, h. 519.
2. Fakhr al-Dīn al-Rāzī, Mafātīḥ al-Ghayb, Juz 32, h. 89.
3. al-Qurṭubī, al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān, Juz 1, h. 41.
4. Ibn Kathīr, Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm, Juz 7, h. 278.
5. al-Ṭabarī, Jāmi‘ al-Bayān, Juz 23, h. 613.
6. al-Qurṭubī, al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān, Juz 19, h. 32.
7. Diriwayatkan oleh al-Qurṭubī dalam al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān, Juz 19, h. 32.
8. Sayyid Quṭb, Fī Ẓilāl al-Qur’ān, Jilid 6, h. 3935.



Related Posts:

Menambah Wawasan dan Pengalaman: Kunjungan Industri, Studi Sejarah, dan Ziarah Wali Siswa SMK Terpadu Al Azhariyah



 Dalam rangka memperkaya wawasan serta memberikan pengalaman belajar langsung di lapangan, SMK Terpadu Al Azhariyah mengadakan kegiatan Kunjungan Industri, Studi Sejarah, dan Ziarah Wali pada tanggal 6 hingga 9 Februari 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 45 siswa dan siswi dari berbagai jurusan yang didampingi oleh guru pembimbing. Adapun lokasi yang dikunjungi meliputi Makam Sunan Gunung Djati dan Makam Sunan Kalijaga sebagai bagian dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), Museum Vredeburg untuk mata pelajaran Sejarah, serta perusahaan kosmetik PT Victoria Care Indonesia TBK sebagai implementasi dari mata pelajaran produktif dan ke Planetarium Taman Pintar sebagai implementasi dari mapel IPA.

Ziarah Wali: Menggali Spiritualitas dan Sejarah Islam

Destinasi pertama yang dikunjungi dalam rangkaian kegiatan ini adalah Makam Sunan Gunung Djati di Cirebon dan Makam Sunan Kalijaga di Demak. Kegiatan ziarah ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai sejarah perkembangan Islam di Nusantara serta meneladani nilai-nilai perjuangan para wali dalam menyebarkan agama Islam. Selain berdoa bersama, para siswa juga mendapatkan pemaparan sejarah mengenai kehidupan Sunan Gunung Djati dan Sunan Kalijaga dari pendamping lokal.

Studi Sejarah di Museum Vredeburg: Menelusuri Perjuangan Bangsa



Sebagai bagian dari pembelajaran Sejarah, siswa berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg yang berlokasi di Yogyakarta. Di museum ini, para siswa diajak untuk mengenali berbagai koleksi bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Dengan adanya tur edukatif yang dipandu oleh petugas museum, siswa mendapatkan wawasan langsung mengenai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di masa lampau. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman akademik tetapi juga menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan siswa.

Kunjungan Industri ke PT Victoria Care Indonesia TBK: Menyaksikan Proses Produksi Kosmetik



Sebagai bagian dari mata pelajaran produktif, siswa berkesempatan untuk mengunjungi PT Victoria Care Indonesia TBK, sebuah perusahaan yang bergerak di industri kosmetik. Di lokasi ini, siswa diberikan penjelasan mengenai proses produksi, standar keamanan, hingga strategi pemasaran produk kosmetik. Mereka juga mendapatkan wawasan tentang manajemen perusahaan serta peluang karier di industri kecantikan. Kegiatan ini memberikan pengalaman nyata kepada siswa mengenai dunia industri yang nantinya dapat mereka aplikasikan dalam karier di masa depan.

Eksplorasi Ilmu Sains di Planetarium Taman Pintar Yogyakarta

Perjalanan edukatif berlanjut ke Planetarium Taman Pintar Yogyakarta sebagai bagian dari pembelajaran mata pelajaran IPA. Di tempat ini, siswa memperoleh wawasan tentang sistem tata surya, pergerakan planet, dan fenomena luar angkasa melalui simulasi pertunjukan digital. Mereka juga mempelajari berbagai teori astronomi serta bagaimana teknologi digunakan untuk mengamati benda-benda langit. Dengan visualisasi interaktif yang menarik, siswa semakin memahami konsep-konsep sains yang selama ini mereka pelajari di kelas.

Membangun Kemandirian: Manajemen Waktu, Keuangan, dan Fikih Musafir

Selain menambah wawasan akademik, kegiatan ini juga melatih siswa dalam manajemen waktu dan keuangan selama perjalanan. Siswa belajar bagaimana mengatur pengeluaran mereka selama perjalanan serta memahami konsep fikih musafir dalam Islam, seperti tata cara shalat saat bepergian. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian serta keterampilan mereka dalam menghadapi perjalanan jarak jauh di masa mendatang.

Kesimpulan: Belajar di Luar Kelas untuk Pengalaman yang Lebih Bermakna

Melalui kegiatan Kunjungan Industri, Studi Sejarah, dan Ziarah Wali ini, siswa SMK Terpadu Al Azhariyah tidak hanya memperoleh ilmu secara teoritis tetapi juga mengalami langsung aplikasi dari berbagai mata pelajaran yang mereka pelajari di sekolah. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa dapat lebih memahami pentingnya ilmu pengetahuan, meningkatkan rasa cinta terhadap sejarah bangsa, serta memiliki kesiapan dalam menghadapi dunia industri di masa depan.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa belajar tidak hanya terbatas di dalam kelas, tetapi juga bisa dilakukan dengan pengalaman langsung di lapangan.

Related Posts:

RINGKASAN DAN TUGAS MATERI PERNIKAHAN

 






1. Pengertian Pernikahan Pernikahan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah sesuai dengan ajaran Islam.

2. Dasar Hukum Pernikahan Pernikahan dalam Islam didasarkan pada:

·         Al-Qur'an (QS. Ar-Rum: 21) yang menekankan pentingnya ketenangan dan kasih sayang dalam pernikahan.

·         Hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk menikah demi menjaga kesucian diri.

·         Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 sebagai regulasi hukum di Indonesia.

3. Rukun dan Syarat Pernikahan Agar pernikahan sah dalam Islam, harus memenuhi rukun dan syarat berikut:

·         Rukun Nikah:

1.      Calon suami

2.      Calon istri

3.      Wali nikah

4.      Dua orang saksi

5.      Ijab kabul

·         Syarat Nikah:

1.      Beragama Islam

2.      Tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah

3.      Tidak memiliki hubungan mahram

4.      Mendapat izin wali bagi perempuan

4. Tujuan Pernikahan

·         Menjalin hubungan halal antara laki-laki dan perempuan

·         Mewujudkan keluarga yang harmonis dan bahagia

·         Melahirkan keturunan yang saleh dan salehah

·         Menjaga kehormatan dan menghindari perbuatan zina

5. Hak dan Kewajiban Suami Istri

·         Hak Suami:

o    Ditaati oleh istri dalam hal yang baik

o    Diberi kasih sayang dan perhatian

·         Hak Istri:

o    Diberikan nafkah lahir dan batin

o    Diperlakukan dengan baik

·         Kewajiban Suami:

o    Menafkahi istri dan keluarga

o    Membimbing istri dalam agama

·         Kewajiban Istri:

o    Taat kepada suami dalam hal kebaikan

o    Mengurus rumah tangga

6. Hikmah Pernikahan

·         Memperoleh ketenangan dan kebahagiaan

·         Menjaga kehormatan diri dan keluarga

·         Memperkuat tali silaturahmi

·         Mendapatkan keberkahan dalam hidup

7. Pernikahan Dini dan Dampaknya

·         Penyebab: Kurangnya pendidikan, tekanan ekonomi, dan faktor budaya

·         Dampak: Risiko kesehatan ibu dan anak, putus sekolah, serta ketidaksiapan dalam mengelola rumah tangga

8. Perceraian dalam Islam

·         Pengertian: Perceraian adalah perpisahan antara suami dan istri yang sah menurut hukum Islam.

·         Jenis-jenis Perceraian:

o    Talaq: Perceraian yang dijatuhkan oleh suami

o    Khulu': Perceraian atas permintaan istri dengan memberikan kompensasi

o    Fasakh: Pembatalan pernikahan karena alasan tertentu (misalnya, salah satu pihak tidak memenuhi syarat pernikahan)

·         Dampak Perceraian: Gangguan psikologis, ekonomi, dan sosial bagi pasangan serta anak-anak

9. Talaq dan Rujuk

·         Talaq

o    Talaq adalah pernyataan cerai yang diucapkan oleh suami kepada istri.

o    Talaq terbagi menjadi tiga:

1.      Talaq Raj’i: Talaq yang masih bisa dirujuk kembali selama masa iddah.

2.      Talaq Ba’in Sughra: Talaq yang tidak bisa dirujuk kecuali dengan akad dan mahar baru.

3.      Talaq Ba’in Kubra: Talaq yang tidak bisa dirujuk kecuali setelah istri menikah dengan pria lain dan bercerai secara sah.

·         Rujuk

o    Rujuk adalah tindakan suami mengambil kembali istri yang telah dicerai dengan talaq raj’i selama masa iddah.

o    Rujuk harus dilakukan dengan niat baik dan disaksikan oleh saksi agar sah dalam Islam.

10. Pernikahan dalam Perspektif Adat dan Hukum Negara Selain hukum Islam, pernikahan di Indonesia juga dipengaruhi oleh adat dan hukum negara yang mengatur batas usia minimal menikah, pencatatan pernikahan di KUA atau catatan sipil, serta hak dan kewajiban pasangan suami istri secara hukum.

Tugas

Identifikasi Masalah

Fenomena kawin cerai di kalangan selebritis semakin marak terjadi. Banyak pasangan artis yang menikah dengan pesta mewah, tetapi tidak bertahan lama dan berakhir dengan perceraian. Hal ini menimbulkan berbagai dampak, baik bagi mereka sendiri, anak-anak, maupun masyarakat.

Pertanyaan utama:

  • Mengapa fenomena kawin cerai selebritis semakin sering terjadi?
  • Bagaimana Islam memandang perceraian dan rujuk?
  • Apa dampak dari perceraian terhadap individu dan masyarakat?
  • Apa solusi untuk mengurangi fenomena kawin cerai dalam kehidupan modern?

Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pemahaman Materi

  • Bacalah materi tentang pernikahan, talaq, dan rujuk dalam Islam.
  • Diskusikan dengan kelompok mengenai ketentuan dan hikmah dari pernikahan dan perceraian dalam Islam.

2. Identifikasi Kasus

  • Carilah contoh kasus perceraian selebritis dari berita atau media sosial.
  • Analisis penyebab utama perceraian dalam kasus tersebut.

3. Analisis Perspektif Islam

  • Bandingkan fenomena kawin cerai selebritis dengan ajaran Islam tentang pernikahan dan perceraian.
  • Temukan nilai-nilai Islam yang dapat mencegah perceraian.

4. Penyusunan Solusi

  • Buatlah solusi konkret untuk mengurangi fenomena kawin cerai berdasarkan pemahaman Islam.
  • Tuliskan dalam bentuk esai singkat atau presentasi.

Related Posts:

CERPEN "TEMAN"

 

‘’Kenapa akhir-akhir kamu berbeda’’ ucapan itu terus terngiang di kepalaku, memangnya apa yang berbeda dariku? apa karena aku tak dapat mereka suruh-suruh? tapi perbedaan apapun itu aku tak peduli karena kali ini aku lebih bahagia dan menyayangi diriku sendiri. terima kasih dinda karenamu Aku dapat menghargai diriku sendiri. 

Katanya masa remaja adalah hal yang mengasyikkan dimana semua orang mengharapkan dapat terus berada di waktu ini, katanya juga di masa ini amat seru karena memiliki banyak teman yang dapat diandalkan dan selalu setia menemani teman yang lain tapi menurutku masa ini tidak sebagus katanya. Aku talita murid kelas XI tahun ini yang katanya memiliki banyak teman, padahal untuk mempunyai teman bagiku sangat bersyarat.

 ‘’talita aku haus bisa nggak kamu beliin aku minuman tapi pakai uangmu dulu. mau ya, cepetan gih aku haus’’ ujar azka. talita  menarik nafas sebelum akhirnya ia mengangguk, ia segera bangkit walaupun sebenarnya ia sedang malas. kalau aku nggak mau nurut nanti gak ditemenin, mana pake uangku lagi pasti nggak bakalan diganti kemarin-kemarin juga gitu, ih gini banget pengen punya temen. talita menggerutu hingga tak terasa ia melangkah hingga kantin, tempat ini ramai oleh para siswa yang sedang istirahat untuk makan entah itu jajan atau membawa bekal dari rumah masing-masing.

‘’bi aku pesan Pop Ice rasa Taro 1 pakai topping Boba ya’’ pesan Talita pada penjual di kantin 

‘’bukannya kamu alergi taro ya, ngapain pesan rasa itu? Oh iya lupa pasti itu titipan bestinya ya?’’ celoteh seseorang di pinggir ku 

‘’apa sih Sok tahu, aku suka rasa Taro Kata siapa aku alergi itu’’ protes talita kesal, tapi ucapannya benar aku alergi taro, aku merasa simpati pada diriku sendiri selama ini tidak ada yang mengetahui fakta itu tapi orang itu kenapa dengan mudah mengetahuinya, bahkan azka temanku saja ia pernah memaksaku meminum minuman rasa taro  hingga aku tak dapat mengikuti pelajaran beberapa hari karna efeknya.

‘’udahlah jangan diturutin, mana pakai uang jajanmu kan? Jangan mau di babuin’’ ucap perempuan tadi. ia adalah Dinda, setelah mengatakannya dinda membalikan badan dan melangkah pergi menyisakan talita yang hanya dapat menatap punggung itu hingga menghilang di keramaian. andai dia tahu aku juga gak mau kayak gini tapi demi punya temen. Aku juga ingin berada di posisi dinda yang tak perlu berusaha sepertiku saat ingin mempunyai teman, kau amat beruntung din. Ucap talita dalam hati.


Esok harinya... 

Kelas Talita telah mengikuti pelajaran olahraga, masing-masing siswa duduk sesuai ‘’sirkel’’ nya talita, Azka dan ketiga teman lainnya duduk lesehan di tepi lapangan ‘’lita pijitin tanganku dong pegel nih, CEPETAN’’ azka meninggikan suaranya di akhir seolah terdapat capslock disana. mendengar itu Talita menarik nafas dalam hingga ia tak sengaja menghembuskan nafasnya terlalu kencang ‘’kamu nggak ikhlas buat pijitin aku?’’ azka mengibaskan tangan talita ‘’eh e-enggak kok, a-aku cuma lagi ambil nafas tadi, karena kecapean jadi aku susah atur nafas’’ ucap talita  terbata

‘’Udahlah kalo gak ikhlas bilang aja kali’’ azka maninggikan volume suaranya membuat beberapa mata tertuju pada mereka dan mulai berbisik keheranan

‘’Iya tuh, si lita gak ikhlas kayanya az’’ 

‘’Bener az, tadi ekspresinya aja kaya males gitu’’ seruan seruan teman azka yang lain

‘’Az, maafin aku. Tadi aku beneran gak bermaksud gitu. Sini tangannya aku pijitin lagi’’ talita memohon, demi melihat itu dibanding dengan mengulurkan tnagan azka memilih berdiri dan  berbalik arah azka mulai melangkah meninggalkan talita ‘’cabut guys, kecuali talita’’ perkataan itu sukses  membuat talita mematung beberapa detik kemudian ia tersadar dan mulai melihat sekitar semua mata kini tertuju padanya, talita berdiri dan mulai mengambil langkah untuk menjauh dari keramaian.


Toilet sekolah

Terdengar isakan dari salah satu bilik toilet yang tak lain isak itu milik talita, ia melewatkan satu jam pelajaran hanya untuk dapat menyembunyikan diri dari keramaian. Ia masih malu atas kejadian yang menimpanya pada jam istirahat olahraga tadi.

‘’Lita’’ terdengar samar seruan dari luar, talita segera menghentikan isakannya

‘’Lita, aku tau kamu ada di dalam kan?’’ kali ini suara itu jelas, pemilik suara itu telah berdiri tepat di bilik toilet yang talita tempati

‘’Lita keluar, kamu gapapa kan?’’ kali ini talita dapat mengenali suaranya itu suara milik seseorang yang mengejeknya di kantin kemarin, dinda. 

‘’Kamu kesini mau apa? Kamu mau ngetawain aku?’’ talita sedikit menyentak

‘’Apa-apaan tuduhan itu, aku kesini karena khawatir’’ sergah dinda

‘’Gausah sok peduli, pergi sana’’ 

‘’Heh kepala batu, bukannya sok peduli. Aku gak kaya teman-temanmu yang selalu kamu agungkan itu, aku kasian lihat kamu begini’’ ujar dinda

‘’Gausah dikasihani, aku gk minta’’ talita sedikit tersinggung dengan perkataan dinda mengenai kata kasihan

‘’Aduh salah ngomong lagi aku. Denger ya lita orang di dunia ini gak cuman satu, begitupun temen. Cari temen tuh yang bisa ngehargain keberadaan kamu bukan orang yang membuatmu mengenyampingkan perasaanmu tau, jangan bodoh!’’ sentak dinda

Perkataan itu membuat talita terdiam dari dulu ia selalu berfikir bahwa tidak ada satupun orang yang ingin berteman dengan nya. Talita tidak mengetahui apa alasannya hal itulah yang menyebabkan talita amat takut kehilangan orang-orang yang telah ia anggap penting. Termasuk azka, siswa pertama disana yang mengajak talita berbincang pada saat matsama tahun lalu, orang yang ceria dan ramah itu berubah setelah menemukan teman barunya. Talita hanya memendam ia terus berfikir positif saat azka memperlakukan talita tak selayaknya sebagai  teman. Talita mulai membukakan pintu perlahan dan memperlihatkan dirinya ragu-ragu .

‘’Yaampun talita, kamu nangisin orang sebrengsek azka sampe bengkak begitu’’ belum sempurna pintu terbuka dinda terlebih dahulu menarik tangan talita membuat talita kehilangan kesimbangan tubuhnya emmbuat talita jatuh pada pelukan dinda. 

‘’Lita dengerin aku, kamu berharga. Diri kamu butuh kamu jangan ngorbanin diri kamu  buat orang yang gk dapat ngehargain keberadaan kamu’’

Pelukan dinda begitu erat membuat talita seolah merasakan ketulusan dari seseorang yang sedang memeluknya. Talita mulai terisak dan menjatuhkan air matanya pada bahu dinda

‘’Ma-maaf’’ ujar talita terisak

‘’Gaapa nangis aja sepuasmu, gaada yang liat selain aku’’ ucap dinda yang sukses membuat tangisan talita pecah.

Esok harinya

Berbeda dari hari-hari sebelumnya kini talita berangkat sekolah dengan senyuman yang terpancar di wajahnya membuatnya terlihat begitu manis, ia begitu semangat dan begitu percaya diri, ini berkat dinda, batin talita.

Setibanya di sekolah talita berpapasan dengan azka dan teman lainnya, langkah talita terhenti ketika azka mendorong bahu talita membuatnya mundur beberapa langkah 

‘’Eits maaf lita, aku sengaja’’ ucap azka sambil tersenyum miring namun talita tak menggubrisnya

‘’Lita, masalah kemarin kamu lupain aja deh soalnya aku bakal maafin kamu kalo kamu traktir kita-kita, gimana? Deal?’’ ucap azka sambil terus mengembangkan senyumnya. Talita mengangkat salah satu alisnya kemudian balas tersenyum ‘’ini tuh aku mau dimaafin atau kalian yang gak mampu beli jajan sendiri’’ jawaban talita membuat azka tercengang membuat senyumnya yang kian mengembang kini hilang

‘’Maksudmu apa lita? Kamu ngatain aku gak mampu gitu?’’ azka berkata penuh emosi, lita tetap tenang dengan senyumnya ‘’ohh nggak ko, cuman bicara fakta. Maaf ya aku tinggal keburu bel. Bye-bye azka sampai ketemu di kelas’’ talita melangkah meninggalkan azka dan teman-temannya yang hanya dapat mematung mendengar jawaban azka yang menohok.

Talita berlarian di koridor kelas, mendapati dinda yang tak jauh dari tempatnya berada, talita berlari menghampiriu dinda yang sedang fokus dengan bukunya

‘’Kalo lagi jalan tuh liat-liat bukan malah baca buku, gimana kalo nabrak guru’’ ucap talita sambil merangkul bahu dinda membuatnya sedikit bergidik  ‘’ngaco kamu lit’’ ujar dinda tertawa. Mereka mulai mengobrol sepanjang koridor hingga depan kelas.

Sesampai di kelas talita menyapa tetman teman sekelasnya yang membuat sekitarnya bingung namun beberapa menit kemudian di sambut hangat oleh teman-teman kelasnya. Sekarang talita mengerti mengapa dulu ia susah mendapatkan teman, talita selalu terlihat murung bahkan terbilang amat acuh pada sekitar. Namun talita kali ini berbeda, dan orang-orang menyukainya. Talita mulai menyukai kehidupannya dan ia juga mulai  berharap agar waktu dapat berhenti di masa remaja nya kali ini. (shopi)



Related Posts: