KOMPETISI (PAI KELAS 11)

 وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ


4. Menerjemahkan Ayat
Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al Qur’an) kepadamu
(Muhammad) dengan membawa kebenaran yang membenarkan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan
janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan
Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya
kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan (Q.S. al-Māidah /5: 48).
5. Asbabunnuzul
Tidak ada sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya ayat
ini. Adapun faktor pentingnya adalah: Umat Islam jangan sampai
bersikap dan berperilaku seperti umat terdahulu, misalnya umat Nabi
Isa a.s dengan Kitab Injil, umat Nabi Musa a.s dengan Kitab Taurat, dan
umat Nabi Daud a.s dengan Kitab Zabur, yang tidak mengamalkan
ajaran kitab sucinya.
Keberadaan Kitab Suci menjadi bukti dari kasih dan sayang
Allah Swt. kepada umat manusia. Coba banyangkan! Jika tidak ada
Kitab Suci, pasti kacau tatanan dunia ini, padahal setiap orang harus
menyadari, bahwa Kitab Suci itu harus ditaati dan diamalkan, bukan
dicari-cari dalih yang membenarkan perbuatannya, apalagi hanya
sekedar memperturunkan hawa nafsu.
Saatnya umat Islam tampil menjadi pemimpin dunia; penebar
kedamaian dan ketenteraman; umat Islam harus menjadi pihak
pertama yang menebar kebaikan dan penegak keadilan (meskipun
kepada diri sendiri, dan keluarga, apalagi kepada pihak lain); 
6. Tafsir Ayat
Memahami kandungan Al-Qur’an dikenal dengan istilah Tafsir.
Mentafsir Al-Qur’an tidak sembarang orang bisa melakukannya,
karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi, seperti menguasai
bahasa Al-Qur’an, ilmu tafsir, memahami kondisi ayat tersebut
diturunkan, kompeten dalam menganalisa, dan lain-lain.
Berikut ini, kandungan isi Q.S. al-Maidah/5: 48:
a. Al-Qur’an itu haq, baik isi maupun kandungannya, cara turunnya
dan Dzat yang menurunkan, yang mengantarnya maupun yang
diturunkan kepadanya.
b. Al-Qur’an bukan hanya membenarkan Kitab Suci sebelumnya,
tetapi juga menjadi batu ujian (tolok ukur kebenaran), saksi
kebenaran dari kesalahan kitab-kitab sebelumnya. Sebab itu,
putuskan perkara sesuai petunjuk Allah Swt., dan jangan sampai
mengikuti hawa nafsu.
c. Setiap umat memiliki syariat sendiri yang merupakan sumber
kebahagiaan di masanya, dan syariat yang dibawa Nabi Muhammad
Saw. membatalkan sebagian besar syariat yang lalu, meski masih
ada bagian syariat yang dipertahankan.
d. Bagi setiap umat ada kiblatnya sendiri, sesuai kecenderungan atau
keyakinan masing-masing. Kalaulah mereka dengan mengarah
kiblat itu, bertujuan untuk mencapai kebajikan, maka kita sebagai
umat Islam hendaklah berlomba-lomba dalam kebajikan, bahkan
melebihi mereka.
e. Melalui ayat ini, umat Islam harus giat melakukan segala bentuk
kebajikan, seperti shalat, menuntut ilmu, peduli kepada sesama,
menebarkan kedamaian, berprestasi, maksimal dalam bekerja,
santun bertutur kata dan selalu memberikan nasehat yang baik.
f. Allah Swt. telah menetapkan syariah dan manhaj khusus bagi
dan masa untuk setiap umat (baik terdahulu maupun masa kini)
Umat Nabi Musa a.s dan Nabi Isa a.s memiliki syariah dan manhaj
untuk hidup pada masanya, dan umat Nabi Muhammad Saw. pun
demikian. Hanya saja syariat Nabi Muhammad Saw untuk seluruh
umat dan berlaku sepanjang masa.
g. Allah Swt. tidak menghendaki menjadikan semua manusia satu
umat, satu pendapat, satu kecenderungan, bahkan satu agama.
Itu tidak dikehendaki, tetapi manusia diberi kebebasan untuk
memilih, sehingga wajar ada pertanggung jawaban.
h. Melalui kebebasan memilih ini, manusia didorong untuk
berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga muncul ide, gagasan
dan kreativitas baru menuju peningkatan kualitas dan keunggulan
hidup yang dijalaninya.
i. Jika terjadi perselisihan, carilah solusi yang terbaik untuk semua.
Jangan berkutat kepada perbedaan, karena semuanya akan
kembali kepada Allah Swt. (melalui kematian), dan di akhirat nanti
semua perselisihan itu akan dibuka secara jelas, dan segala hakikat
kebenaran akan diungkap, sehingga nampak siapa yang benar
dan siapa yang salah.
j. Perbedaan (dalam bentuk apapun) merupakatan sunnatullah.
Itu pun bagian dari rancangan Allah Swt., karena itu tidak perlu
berselisih dan bersilang sengketa karena perbedaan. Terpulang
kepada masing-masing pribadi, kelompok, masyarakat, bangsa,
umat, bahkan agama yang berbeda untuk berkompetisi atau
berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga nampak jelas siapa
yang unggul dan bekualitas.
Faktor penting yang lain, mengapa harus berkompetisi
dalam kebaikan adalah cepatnya perubahan status seseorang
diakibatkan jebakan duniawi. Perhatikan dengan cermat keadaan
di sekitar Anda! Siang hari seseorang itu, kita lihat masih baik-baik
saja dan iman masih melekat di dada, namun malamnya sudah
berubah 180 derajat. Malamnya masih bersama dengan keluarga,
esok paginya dipenjara karena korupsi. Siangnya masih shalat
berjamaah, tetapi sorenya sudah terjerembab dalam kubangan
nista dan dosa. Sabda Rasulullah Saw.:
Kejadian-kejadian tersebut, nyata dan jelas kita hadapi di
era sekarang ini, jika kita mengikuti perkembangan media cetak,
media elektronik, dan media sosial. Tentu semua itu, harus kita
hindari, agar tidak menimpa diri kita. Sebab itu, tetaplah di jalan
kebenaran, dan jangan sekali-kali menunda-nunda jadi orang
baik, karena ajal tidak mengenal tua muda, kaya miskin, dan siap
tidak siap. Jika sudah ajalnya, tidak ada yang mampu menahannya,
apalagi menundanya.

KESIMPULAN
Berikut ini, rangkuman materi ajar yang sudah dipelajari:
1. Al-Qur’an itu haq, baik isi dan kandungannya, cara turunnya
dan Dzat yang menurunkan, yang mengantarnya maupun
yang diturunkan kepadanya.
2. Al-Qur’an bukan hanya membenarkan Kitab Suci sebelumnya,
tetapi juga menjadi batu ujian (tolok ukur kebenaran), saksi
kebenaran dan saksi salahnya kitab-kitab sebelumnya.
3. Setiap umat memiliki syariat sendiri yang merupakan sumber
kebahagiaan di masanya, dan syariat yang dibawa Nabi
Muhammad Saw. membatalkan semua syariat yang lalu,
meskipun ada bagian syariat yang masih dipertahankan.
4. Setiap umat telah ditetapkan syariah dan manhaj-nya. dan umat
Nabi Muhammad Saw. pun demikian. Hanya saja syariat Nabi
Muhammad Saw. untuk seluruh umat dan berlaku sepanjang
masa.
5. Allah Swt. tidak menghendaki adanya satu umat, bahkan satu
agama. Namun, manusia diberi kebebasan untuk memilih,
sehingga wajar di akhirat nanti ada pertanggung jawaban.
6. Adanya kebebasan memilih, manusia didorong untuk 
berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga muncul ide,
gagasan dan kreativitas baru menuju peningkatan kualitas dan
keunggulan hidupnya.
7. Jika terjadi perselisihan, carilah solusi yang terbaik untuk
semua. Jangan berkutat pada perbedaan, karena di akhirat
nanti semua perselisihan itu akan dibuka, dan segala hakikat
kebenaran akan diungkapkan. 

 


Related Posts:

Comments
0 Comments

0 Response to "KOMPETISI (PAI KELAS 11)"

Posting Komentar