Persiapan akreditasi (2017)

 PERSIAPAN AKREDITASI DAN DOKUMENTASI


Setiap tahun, Ratusan sekolah/madrasah (S/M) mulai dari jenjang SD/MI, SMP/Mts, sampai pada jenjang SMA /MA, serta SMK berjuang mempersiapkan penilaian akreditasi.

Akreditasi merupakan bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Dasar dan Menengah seperti yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Kategori penilaian pemerintah, sekolah dinyatakan layak dan bermutu apabila memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan, Standar Pendidik dan Kependidikan, Standar Sarana Prasarana, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. Untuk mempersiapkan visitasi akreditasi Sekolah / Madrasah perlu memahami tentang prosedur akreditasi, pemeringkatan hasil akreditasi, sekaligus menentukan langkah strategis untuk mencapai sukses akreditasi.


DOKUMENTASI










Related Posts:

Teks Anekdot - Cara Keledai Membaca Buku (Analisis cerita)

 


Cara Keledai Membaca Buku

 

Alkisah, Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.

Tetapi Timur Lenk memberi syarat, Ajari terlebih dahulu keledai itu membaca. Dua minggu setelah sekarang, datanglah kembali kemari, dan kita lihat apa yang akan terjadi.

Nasrudin berlalu, sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika dapat mengajari keledai itu membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak, hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktekkan apa yang telah ia lakukan. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu. Dan ajaib!! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.


Demikianlah, kata Nasrudin, Keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan mulai menginterogasi, Bagaimana caramu mengajari dia membaca ...?

Nasrudin berkisah, Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalu tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Dan itu ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik - balik halaman buku itu.


KLIK 👇👇👇


ANALISIS TEKS ANEKDOT - CARA KELEDAI MEMBACA BUKU












Related Posts:

IMAN KEPADA KITAB ALLAH

Iman Kepada Kitab-kitab Allah
(Aqidah Kelas XI)


A. Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah

1. Pengertian Kitab

Secara bahasa kitab merupakan bentuk masdar (gerund). Berasal dari bahasa Arab kataba-yaktubu-katban-kitaaban yang artinya tulisan. Dalam bahasa Indonesia kitab berarti buku. Jadi secara bahsa Kitab artinya tulisan atau buku.

Secara istilah yang dimaksud dengan Kitab Allah adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya.

a. Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul. Contohnya dalam QS. Al-Baqarah ayat 177


لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Artinya:

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa".


2. Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Iman artinya percaya, yakin. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti mempercayai, meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul (utusan)-Nya. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti juga mempercayai, meyakini bahwa seluruh kitab Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya adalah haq (benar) dan tidak ada keraguan didalamnya. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah tidak akan membeda-bedakan antara kitab Al-Quran dengan kitab sebelumnya karena semua merupakan kitab Allah. Lihat QS. Al-Baqarah ayat 136.

B. Dalil Naqli Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Dalil naqli (نَقْلِي) adalah dalil/petunjuk yang berasal dari Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah). Berikut ini diantara dalil naqli bukti keberadaan dan perintah beriman kepada kitab-kitab Allah:

 QS. Al-Baqarah ayat 2

C. Kitab-kitab Allah yang Diturunkan Kepada Para Rasul

Sebelum menurunkan kitab terakhir yaitu kitab Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Akhir Zaman yakni Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, Allah Subhanahu wa ta'ala telah menurunkan beberapa kitab yaitu Taurat, Zabur, dan Injil.

1. Kitab Taurat

Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa 'Alaihis salam. Kitab taurat menggunakan bahasa Ibrani. Diturunkan untuk membimbing kaum Bani Israil.
Dalil naqli tentang kitab Taurat lihat QS. Al-Maidah ayat 44 dan QS. Ali Imran ayat 3.

2. Kitab Zabur

Kata Zabur berasal dari kata zabaro yang berarti tulisan. Zabaro juga bisa berarti sepotong besi. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud dengan bahasa Qibti untuk memberi bimbingan kepada kaum Bani Israil. Kitab Zabur diterima oleh Nabi Daud setelah raja Talut (raja Bani Israil) meninggal dalam peperangan melawan pasukan Jalut. Talut merupakan raja dari kaum Filistin yang zalim.

Kitab Zabur berisi tentang dzikir, pengajaran, dan hikmah serta berisi 5 jenis kidung (mazmur) yang mengungkapkan semua pengalaman yang dialami Nabi Daud semasa hidupnya seperti dosa, pengampunan dosa, suka cita tentang kemenangan atas musuh Allah, dan keagungan Allah.

3. Kitab Injil

Kitab Injil diturunkan oleh Allah kepada Nabi Isa. Injil asli berbahasa Ibrani. Injil diturunkan untuk memberi bimbingan/petunjuk kepada kaum Bani Israil.

Al-Quran membenarkan akan keberadaan Injil. Injil yang dibenarkan adalah Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa putra Maryam. Akan tetapi Injil tersebut tidak pernah ditemui diantara ribuan manuskrip tua warisan-warisan keagamaan umat Kristen. Kitab Injil yang dijadikan pegangan umat Kristen hanya satu versi dan berbahasa Aramea. Dengan demikian kitab injil yang tidak dalam menggunbakan bahasa Aramea maka sudah tidak asli lagi.

5. Kitab Al-Quran 

Al-Quran merupakan kitab terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, Nabi akhir zaman, penutup para Nabi (khatamun nabiyyin). Al-Quran diturunkan menggunakan bahasa Arab. 

Quran menurut bahas berarti bacaan. Menurut istilah Al-Quran artinya kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril dan bagi yang membacanya dinilai sebagai ibadah.

Dalil Naqli Allah menurunkan Al-Quran bisa dilihat dalam QS. Al-Baqarah ayat 185

Al-Quran diturunkan untuk memberi bimbingan atau menjadi petunjuk bagi seluruh manusia.


D. Perbedaan Al-Quran dengan Kitab-kitab Allah yang lain

1. Al-Quran
- Diturunkan untuk umat manusia dari zaman ke zaman
- Diketahui sejarahnya, diyakini keberadaannya, dipelajari, diafahami dan dipedomani ajarannya
- Terjaga keasliannya

2. Kitab-kitab sebelumnya
Hanya untuk kaum pada masanya
- Diketahui sejarahnya dan hanya diyakini keberadannya
- Kitab yang asli sulit dilacak keberadaannya

E. Manfaat Diturunkannya Kitab-kitab Allah

Sebagai penuntun dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup pribadi, keluarga, lingkungan, dan dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.

F. Hikmah Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Yakin terhadap Al-Quran sebagai pedoman hidup menuju kebahagiaan dunia dan akhirat
- Percaya dan yakin akan adanya kitab-kitab terdahulu sebelum al-Quran dan semakin yakin bahwa Al-Quran merupakan kitab yang sempurna
- Bangga sebagai muslim karena kitab al-QUran mudah dipahami oleh seluruh umat manusia
- Memberikan kemantapan dalam menjalankan ajaran agama Islam

G. Perilaku yang  Mencerminkan Iman Kepada Kitab-kitab Allah

 Peduli kepada orang lain
- Saling menasehati







Related Posts:

PERKEMBANGAN HINDU DAN BUDHA DI ASIA Oleh Ifa Nurfadhila dan kawan kawan

 



A.  PERKEMBANGAN HINDU DAN BUDHA DI ASIA

       Awal pertumbuhan Hindu-Buddha berlangsung di Jazirah India. Antara Pegunungan Himalaya dan Hindu Kush (Pegunungan Afghanistan) terdapat Celah Kaibar (Khyber Pass). Celah tersebut adalah tempat yang dilalui oleh masyarakat India untuk berdagang dengan daerah-daerah lain di Asia. Melalui celah itu pula, berbagai bangsa asing memasuki wilayah India. Perkembangan Hindu Sebelum Hindu muncul, di Lembah Sungai Indus telah berkembang peradaban yang mengagumkan. Hal ini ditandai oleh pendirian kota-kota yang teratur, seperti Harappa dan Mohenjo-Daro. Penduduk Lembah Indus berasal dari bangsa Dravida. Mereka telah mengenal tata kota, sistem tulisan gambar(pictogram), dan kepercayaan.

1. Invasi Bangsa Arya

Kelahiran Hindu berawal dari kedatangan bangsa Arya ke Jazirah India, bangsa pengembara (nomadik) yang berasal dari Asia Tengah ini datang secara bergelombang. Bangsa Arya mengambil alih kekuasaan politik, sosial, dan ekonomi dari penduduk bangsa Dravida. Dalam kebudayaan terjadi percampuran antara Arya dan Dravida yang menghasilkan Kebudayaan Weda (Vedic Civilization). Kebudayaan inilah yang menjadi perintis kebudayaan dan agama Hindu. Kebudayaan dan agama Hindu tumbuh di lembah sepanjang Sungai Gangga, Yamuna, dan Brahmaputera. Penyebaran bangsa Arya ke India dapat dibedakan menjadi dua periode, Masa Weda Awal dan Masa Weda Akhir.

 2. Kehidupan Masyarakat

Untuk mempertahankan kekuasaannya, bangsa Arya berupaya menjaga kemurnian ras. Mereka melarang perkawinan campur dengan bangsa Dravida. Untuk itu bangsa Arya menerapkan sistem kasta dalam masyarakat. Masyarakat terbagi menjadi lima kasta, yakni: Brahmana (rohaniwan dan ilmuwan), Ksatriya (pemerintah, pejabat, dan prajurit), dan Waisya (petani dan pedagang), Sudra (tukang, pengrajin, dan pelayan), Pariya (atau Panchama, yang berarti “kaum terbuang”).

3. Kehidupan Keagamaan

Kehidupan Keagamaan Hindu berpedoman kepada Kitab Weda (Veda, yang berarti “pengetahuan”). Kitab itu memuat ajaran dan petunjuk kehidupan dalam bentuk himne ataupun syair yang hanya dibaca oleh para Brahmana. Pada mulanya, kepercayaan bercorak polytheisme (memuja banyak dewa), namun telah mengakui tiga dewa sebagai dewa tertinggi. Tiga dewa tersebut disebut Trimurti, yaitu: Brahma (dewa pencipta), Vishnu atau Wisnu (dewa pemelihara), dan Shiva atau Syiwa (dewa perusak). Di samping Trimurti, dewa-dewi lainnya antara lain Saraswati (dewi pengetahuan dan seni), Lakshmi (dewi keberuntungan), dan Ganesha (dewa pengetahuan dan penolong). Kepercayaan keagamaan masyarakat Hindu juga ditandai oleh ibadah, ziarah, dan perayaan suci.

B.  PERKEMBANGAN BUDDHA

1. Kelahiran Buddha

Saat berusia 29 tahun, Siddharta berkeliling ke desa-desa di sekitar istana, saat itu ia melihat tanda-tanda penderitaan: usia tua, penyakit, dan kematian. Pengalaman itu membuatnya memutuskan untuk mencari jawaban apa sebenarnya hidup ini. Selama enam tahun, ia belajar cara hidup sebagai rahib, bertapa, berpuasa, dan hidup prihatin. Ia berguru pada sejumlah rahib ternama, antara lain Alara Kalama dan Uddaka Ramaputta. Suatu hari saat sedang berapa di tepi Desa Gaya, dekat Bihar, di kawasan Lembah Sungai Gangga, Siddharta Gautama memperoleh penerangan: menjadi paham tentang makna kehidupan. Peristiwa ini menandai Siddharta Gautama menjadi Buddha. Tempat Buddha memperoleh penerangan itu dinamakan Bodh Gaya, dan pohon tempat ia bertapa dinamakan pohon bodhi.

 

2. Kehidupan Masyarakat

Masyarakat Buddhis terbentuk setelah Sang Buddha mengajarkan pengalaman penerangannya kepada sejumlah orang. Khotbah pertamanya terjadi di taman rusa Isipathana, di Sarnath, Benares. Di tempat itu ia memperoleh empat muridnya yang pertama. Ada pengikut yang mengikuti cara hidup Buddha sebagai rahib. Mereka disebut bikkhu (rahib pria) dan bikkhuni (rahib wanita). Mereka hidup dalam komunitas bernama sangha. Masyarakat Buddhis tidak mengenal sistem kasta. Baik rahib maupun umat sama-sama disebut putera dan puteri Buddha. Keduanya saling mendukung dalam mengamalkan ajaran Buddha yang disebut Dharma.

3. Kehidupan Keagamaan

Kehidupan Keagamaan Buddha berpedoman kepada Kitab Tripitaka, yang berarti “tiga keranjang” karena ditulis pada daun lontar yang disimpan dalam keranjang. Keranjang ini bisa diartikan kumpulan, jadi Tripitaka juga bisa diartikan “Tiga Kumpulan”, yang terdiri dari:

Vinaya Pitaka atau Kumpulan ajaran yang diperuntukkan bagi upasaka-upasika atau umat vihara.

Sutta/Sutra Pitaka atau Kumpulan Ceramah/Dialog.

Abhidhamma/Abhidharma Pitaka atau Kumpulan Doktrin Yang Lebih Tinggi, hasil susunan sistematis dan analisis skolastik dari bahan-bahan yang ditemukan dalam Sutta/Sutra Pitaka.

Kitab itu ditulis dalam bahasa Pali. Ajaran Buddha terangkum dalam Empat Kebenaran Utama dan Delapan Jalan Kebenaran. Kehidupan keagamaan masyarakat Buddhis juga ditandai oleh ibadah, ziarah, dan perayaan suci. Masa Kejayaan Hindu dan Buddha di India Kejayaan Hindu-Buddha mulai muncul semasa Dinasti Maurya berkuasa di India. Seorang panglima perang bernama Chandragupta Maurya merebut tahta Magadha pada tahun 322 SM. Peristiwa ini mengawali berkuasanya Dinasti Maurya. Buddha menjadi agama kerajaan saat Raja Ashoka berkuasa. Semenjak Ashoka wafat, Dinasti Maurya mengalami kemunduran. Selama 500 tahun India bergantian dikuasai bangsa Yunani, Kushan, dan Shaka. India kembali bangkit awal abad ke-4 M, saat Chandra Gupta I mendirikan kerajaan sekaligus Dinasti Gupta. Kerajaan Gupta mencapai puncak kejayaan semasa pemerintahan Chandra Gupta II. Sanskerta berkembang sebagai bahasa sastra, perkembangan terjadi pula pada matematika, sains, dan astronomi. Zaman kejayaan Gupta sekaligus merupakan masa keemasan Hinduisme.

 

A.   Perkembangan buddha di asia timur

Sejak abad ke-1 M, ajaran Buddha mulai dikenal di Cina. Dari Cina, ajaran Buddha mulai dikenal di Korea dan Jepang sekitar abad ke-6 M. Selama hampir 1000 tahun, Buddha menjadi agama besar di kedua wilayah tersebut. Perkembangan Buddha di Cina Sebelum mengenal ajaran Buddha atau Buddhisme, masyarakat Cina telah lebih dahulu mengenal Confucianisme dan Taoisme. Confucianisme diperkenalkan oleh Kung Fu-tzu, sementara Taoisme diperkenalkan Lao Tzu.

Awal Perkembangan Buddhisme pertama kali diperkenalkan di Cina oleh dua orang rahib India, sekitar tahun 65 M. Mereka diundang oleh Kaisar Ming, dari Dinasti Han untuk mendirikan biara di Cina. Saat pengaruh Dinasti Han merosot, Buddhisme mulai menyebar ke berbagai wilayah Cina. Masyarakat wilayah utara tidak akrab dengan tradisi Confucianisme dan Taoisme sehingga membuka diri terhadap pengaruh Buddhisme. Sementara masyarakat wilayah selatan beranggapan nilai-nilai Buddhisme akan memperkaya tradisi asli Cina.

Masa Kejayaan dan Kemunduran Perkembangan Buddhisme di Cina bagian utara dan selatan membentuk dua tradisi yang berbeda. Semasa pemerintahan Dinasti Sui (abad ke-6-7M), keduanya dipersatukan. Masa kejayaan Buddhisme berlangsung selama masa pemerintahan Dinasti Tang (abad ke-7 – 10 M). Masa itu ditandai oleh munculnya berbagai aliran Buddhisme khas Cina. Para pelopor aliran Buddhisme di Cina antara lain Zhiyi (Chih-i), Jizang (Chi-tsang), Shandao (Shan-tao), dan Huineng (Hui-ning). Zhiyi mendirikan sekolah Tiantai, sedangkan Jizang mendirikan sekolah Sanlun. Kemunduran Buddhisme di Cina mulai tampak di akhir pemerintahan Dinasti Tang. Pemerintah menganggap status otonomi Sangha itu menggerogoti ekonomi kekaisaran. Banyak biara dihancurkan. Ribuan bhiksu dan bhiksuni dikejar-kejar dan dibunuh. Lahan biara diambil oleh pemerintah. Kekacauan ini berlangsung hampir seabad lamanya.

 

 

 

B.    Perkembangan buddha di jepang

Ajaran Buddha masuk ke Jepang pada abad ke-6 M. Seabad kemudian, Buddhisme mulai diakui keberadaannya sejak masa pemerintahan Pangeran Shotoku Taishi. Pada mulanya, terjadi persaingan antara Buddhisme dan kepercayaan Shinto. Semasa Dinasti Nara berkuasa, Buddha dinyatakan sebagai agama negara. Ibukota juga sebagai pusat agama. Di tempat itu didirikan patung Sang Buddha (Daibutsu) setinggi 16 meter yang diresmikan oleh Shomo Tenno pada tahun 752. Aliran Buddhisme Cina yang berkembang di Jepang adalah Tiantai (dalam bahasa Jepang menjadi Tendai). Rahib Jepang yang mempelopori aliran ini adalah Saicho dah Kukai. Sejumlah rahib berhasil memadukan tradisi Buddhisme Cina dengan tradisi dan nilai-nilai Jepang. Hal ini terlihat dengan berkembangnya Buddhisme Zen yang merupakan perkembangan lanjut Buddhisme Chan dari Cina.

C.  PERSEBARAN HINDU-BUDDHA DI ASIA TENGGARA

Peranan Perdagangan

Persebaran Hindu-Buddha di Asia Tenggara erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan antara India dan Cina ratusan tahun sebelum Masehi. Hubungan dagang antara India dan Asia Tenggara berlangsung ramai sejak akhir Zaman Perunggu. Bukti paling tua ditemukan di Ban Don Ta Phet, Thailand, berupa perkakas dan berbagai benda yang terbuat dari besi, perunggu, dan batu hias. Hubungan dagang itu semakin ramai setelah diketahui Asia Tenggara banyak menghasilkan barang-barang dagangan (komoditas) yang berharga, seperti emas, perak, gading, beras, dan rempah-rempah. Hubungan itu membuka jalan bagi persebaran Hindu-Buddha ke berbagai wilayah di kawasan Asia Tenggara.

D.   PENGARUH HINDU-BUDDHA DALAM KEHIDUPAN

1. Kehidupan Politik

Pengaruh Hindu-Buddha ditandai oleh bermunculannya kerajaan dengan corak Hindu atau Buddha. Dalam Hindu-Buddha lah dijumpai gagasan mengenai kerajaan. Kedudukan raja amat sakral (suci). Raja bukan dipilih melainkan sudah ditentukan oleh dewa. Bahkan, raja dapat ditempatkan sebagai anak atau penjelmaan dewa. Kedudukan raja dalam Hinduisme diungkapkan dengan istilah devaraja, yang berarti “dewa yang menjadi raja”. Kedudukan raja dalam Buddhisme diungkapkan dengan istilah cakravartin, yang berarti “penguasa alam semesta”.

2. Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha di Asia Tenggara

Beberapa contoh kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Asia Tenggara adalah sebagai berikut: Funan (Kampuchea), periode 100-613M. Champa (Vietnam), periode 600-900M. Dvaravati (Thailand), periode 600-1000M. Pagan (Myanmar), periode 1000-1200M.

3. Kehidupan Beragama

Pengaruh Hindu-Buddha ditandai oleh peranan Hindu atau Buddha sebagai agama utama di berbagai wilayah Asia Tenggara. Dikenalnya Hindu-Buddha membuat kepercayaan beralih kepada dewa-dewi sebagai penguasa alam. Pengaruh agama Buddha lebih kuat di wilayah Benua Asia Daratan, sedangkan pengaruh agama Hindu lebih kuat di Kepulauan Indonesia. Pengaruh Hindu-Buddha dalam kehidupan beragama menempatkan kedudukan para brahmana ataupun rahib sebagai kalangan terpandang dalam masyarakat. Kedudukan itu ditentukan kemampuan mereka di bidang agama dan ilmu pengetahuan.

4. Kehidupan Sosial

Pemberlakuan sistem kasta mengakibatkan hak dan kewajiban seseorang amat jelas, tergantung dari kastanya. Sistem kasta menguntungkan posisi kalangan elit (brahmana dan ksatriya), sebaliknya merugikan posisi kalangan bawah.

Related Posts:

#CIMOL - SAMBAL BOJOT

TEKS PROSEDUR 
CARA MEMBUAT CIMOL PEDAS SAMBAL BOJOT

TUGAS KELOMPOK DALAM MEMENUHI KD. 3.14 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA





Dari siswa, Oleh siswa dan untuk siswa
SMK BISAA

Related Posts:

DAFTAR MAPEL KELAS 10



 DAFTAR MAPEL KELAS 10

  • Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

  • Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
  • Bahasa Indonesia
  • Matematika
  • Sejarah Indonesia
  • Bahasa Inggris
  • Bahasa Arab
  • Seni Budaya
  • Bahasa Sunda
  • Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • Simulasi dan Komunikasi Digital
  • Ekonomi Bisnis
  • Administrasi Umum
  • IPA
  • Teknologi Perkantoran
  • Korespondensi
  • Kearsipan

 

 

Related Posts:

belajar - cara membuat bubur ketan


SMK BISA
SMK BISA
SMK BISA


DAHSYAT CIMOL NGORA. PENASARAN.....? 
TONTON VIDEO DI BAWAH INI 👇👇👇



SMK BISA

SMK BISA
SMK BISA


Baca juga:


cara membuat DORAYAKI COVID-19👇👇👇



KERAJINAN TANGAN / HANDY CRAFT OLEH SISWA KELAS 12 👇👇👇











Related Posts:

Mempertahankan Kejujuran sebagai Cermin Kepribadian

 


Mempertahankan  Kejujuran sebagai Cermin  Kepribadian

A. Memahami Makna Kejujuran

1. Pengertian Jujur

Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna dengan “aś-śidqu” atau “śiddiq” yang berarti benar, nyata, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-ka©ibu”. Secara istilah, jujur atau aś-śidqu bermakna (1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan; (2) kesesuaian  antara informasi dan kenyataan; (3) ketegasan dan kemantapan hati; dan (4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.

2. Pembagian Sifat Jujur

Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (śiddiq) sebagai berikut.

a. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah Swt.

b. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis ini.

c. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh[1]sungguh sehingga perbuatan żahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya. Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran, karena jujur identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzāb/33:70)

Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya karena sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa yang diperbuat.

Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa[1]apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. aś-Śaff/61:2-3)

Pesan moral ayat tersebut tidak lain memerintahkan satunya perkataan dengan perbuatan.Dosa besar di sisi Allah Swt., mengucapkan sesuatu yang tidak disertai dengan perbuatannya. Perilaku jujur dapat menghantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Bahkan, sifat jujur adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap nabi dan rasul. Artinya, orang[1]orang yang selalu istiqamah atau konsisten mempertahankan kejujuran, sesungguhnya ia telah memiliki separuh dari sifat kenabian.

Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanat disebut al-Amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia. Dinamakan demikian karena segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya menjadi aman dan terjamin dari segala bentuk gangguan,

baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain. Sifat jujur

dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga, perniagaan,

perusahaan, dan hidup bermasyarakat.

Di antara faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad saw. berhasil

dalam membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan

akhlaknya yang sangat terpuji. Salah satu sifatnya yang menonjol adalah

kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayatnya, sehingga ia mendapat

gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya atau jujur).

Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih

dan keridaan Allah Swt. Kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang

merupakan faktor terkuat yang mendorong seseorang berbuat kemunkaran

dan menjerumuskannya ke jurang neraka.

Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagian, serta

ketenteraman, harus dimiliki oleh setiap muslim. Bahkan, seorang muslim

wajib pula menanamkan nilai kejujuran tersebut kepada anak-anaknya

sejak dini hingga pada akhirnya mereka menjadi generasi yang meraih

sukses dalam mengarungi kehidupan. Adapun kebohongan adalah muara

dari segala keburukan dan sumber dari segala kecaman akibat yang

ditimbulkannya adalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian.

Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan adalan namimah (mengadu

domba), sedangkan namimah dapat melahirkan kebencian. Demikian pula

kebencian adalah awal dari permusuhan. Dalam permusuhan tidak ada

keamanan dan kedamaian. Dapat dikatakan bahwa, “orang yang sedikit

kejujurannya niscaya akan sedikit temannya.”

Contoh Bukti Kejujuran Nabi Muhammad saw.

Ketika Nabi Muhammad saw. hendak memulai dakwah secara terbuka

dan terang-terangan, langkah pertama yang dilakukan, Rasulullah saw.

berdiri di atas bukit, kemudian memanggil-manggil kaum Quraisy untuk

berkumpul, “Wahai kaum Quraisy, kemarilah kalian semua. Aku akan

memberikan sebuah berita kepada kalian semua!”

Mendengar panggilan lantang dari Rasulullah saw., berduyun-duyunlah

kaum Quraisy berdatangan, berkumpul untuk mendengarkan berita dari

manusia jujur penuh pujian. Setelah masyarakat berkumpul dalam jumlah

besar, beliau tersenyum kemudian bersabda, “Saudara-saudaraku, jika aku

memberi kabar kepadamu, jika di balik bukit ini ada musuh yang sudah

siaga hendak menyerang kalian, apakah kalian semua percaya?” Tanpa

ragu semuanya menjawab mantap, “Percaya!”

Kemudian, Rasulullah kembali bertanya, “Mengapa kalian langsung

percaya tanpa membuktikannya terlebih dahulu?” Tanpa ragu-ragu orang

yang hadir di sana kembali menjawab mantap, “Engkau sekalipun tidak

pernah berbohong, wahai al-Amin. Engkau adalah manusia yang paling

jujur yang kami kenal.”





Related Posts:

Belajar dari Sejarah

Belajar dari Sejarah

(Mengingat kembali sejarah yang terjadi di Indonesia dengan menonton bareng)

BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG TIDAK MELUPAKAN SEJARAH MASA LALU NYA

Belajar dari Sejarah



Belajar dari Sejarah

SMKT AL-AZHARIYYAH. Nonton bareng yang diadakan oleh sekolah SMKT Al - Azhariyyah pada tanggal 1 Oktober 2021 yang diikuti oleh kelas 10 dan 11 bertujuan untuk mengenang kembali peristiwa di masa lalu. Selain itu kegiatan tersebut merupakan salah satu proses belajar mengajar dengan menggunakan media Film dan diharapkan semua siswa mendapatkan pengetahuan tambahan.

Belajar dari Sejarah

Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia (PKI) atau terkenal dengan G30S PKI merupakan gerakan yang melanggar hukum secara konstitusi. Gerakan tersebut menculik beberapa perwira tinggi Angkatan Darat (AD) yang memiliki prestasi cemerlang dalam bidang kemiliteran dan dianggap oleh PKI sebagai penghalang dalam menjalankan misi nya menjadikan PKI sebagai angkatan ke-5. 

Belajar dari Sejarah

Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan salah satu partai politik yang ada di indonesia pada tahun 1965. Selain PKI terdapat beberapa partai politik diantaranya: Masyumi, PNI dan NU. Pada zaman tersebut terkenal dengan politik NASAKOM (Nasional, Agama dan komunis).

Belajar dari Sejarah

Dalam Gerakan tersebut terdapat 7 Jenderal berprestasi yang diculik dan 1 diantaranya berhasil meloloskan diri yaitu: Jenderal A.H Nasution, sedangkan 5 jenderal lainnya berhasil dijemput paksa dalam keadaan hidup atau mati beserta seorang ajudan pribadi Jenderal A.H Nasution. 

Belajar dari Sejarah

7 Jenderal tersebut terkenal dengan Pahlawan Revolusi, yaitu:

1. Jenderal A.H Nasution

2. Mayjen M.T. Haryono

3. Mayjen S. Parman

4. Mayjen R. Soeprapto

5. Brigjen Sutoyo Siswodihardjo

6. D.I. Pandjaitan

7. Lettu Piere Tendean

Belajar dari Sejarah



Belajar dari Sejarah





Belajar dari Sejarah




 

Related Posts: