Beberapa metodologi utama yang sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial biasanya dikelompokkan berdasarkan pendekatan datanya, yaitu kuantitatif dan kualitatif, serta adanya metodologi gabungan, yaitu campuran (mixed methods).
Berikut adalah beberapa metodologi dan jenis penelitian yang umum:
1. Metodologi Kuantitatif (Positivisme)
Metodologi ini bertujuan untuk mengukur dan menguji hubungan antarvariabel, mencari sebab-akibat, dan menggeneralisasi temuan ke populasi yang lebih luas. Data yang digunakan berupa angka dan dianalisis secara statistik.
Survei (Survey): Mengumpulkan data dari sejumlah besar responden menggunakan kuesioner terstruktur untuk mendeskripsikan atau menguji hubungan antarvariabel dalam populasi.
Eksperimen (Experiment): Metode untuk menguji hubungan sebab-akibat (kausalitas) dengan memanipulasi satu atau lebih variabel independen dan mengukur dampaknya pada variabel dependen, sering kali melibatkan kelompok kontrol.
Analisis Isi Kuantitatif (Quantitative Content Analysis): Menganalisis dokumen, teks, atau media lain dengan menghitung frekuensi kemunculan kata, frasa, atau tema tertentu untuk menarik kesimpulan statistik.
Analisis Sekunder (Secondary Data Analysis): Menganalisis data yang sudah ada (misalnya, data sensus, data statistik pemerintah, atau big data) untuk menjawab pertanyaan penelitian baru.
2. Metodologi Kualitatif (Interpretatif)
Metodologi ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang makna, pengalaman, dan konteks sosial dari suatu fenomena. Data yang digunakan berupa kata-kata, gambar, atau observasi, dan dianalisis secara interpretatif.
Etnografi (Ethnography): Studi mendalam terhadap suatu kelompok, budaya, atau komunitas, sering melibatkan observasi partisipan di mana peneliti terlibat dalam kehidupan sehari-hari subjek penelitian.
Studi Kasus (Case Study): Penyelidikan yang mendalam dan intensif terhadap satu kasus atau beberapa kasus (individu, kelompok, organisasi, atau peristiwa) dalam konteks nyata.
Wawancara Mendalam (In-depth Interviews): Mengumpulkan data melalui percakapan terbuka dan semi-terstruktur dengan informan kunci untuk memahami perspektif dan pengalaman mereka secara rinci.
Grounded Theory: Metode untuk membangun teori baru secara induktif (dari bawah ke atas) langsung dari data yang dikumpulkan (misalnya, wawancara, observasi).
Analisis Wacana (Discourse Analysis): Menganalisis penggunaan bahasa dalam teks dan ucapan untuk memahami bagaimana realitas sosial dibentuk dan dipertahankan melalui komunikasi.
3. Metodologi Gabungan
Metodologi yang menggabungkan elemen kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
Penelitian Campuran (Mixed Methods): Menggabungkan pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Pendekatannya bisa sekuensial (satu diikuti yang lain) atau konkuren (dilakukan secara bersamaan).
Penelitian Tindakan Partisipatif (Participatory Action Research - PAR): Sebuah pendekatan di mana peneliti bekerja sama dengan anggota komunitas untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, dan mengembangkan serta mengimplementasikan solusi, dengan tujuan membawa perubahan sosial.
4. Metodologi Berbasis Teks dan Dokumen
Metodologi ini berfokus pada penafsiran dan analisis data non-numerik yang sudah ada (dokumen, rekaman, atau artefak):
Analisis Dokumen/Arsip (Document/Archival Analysis): Menggunakan catatan tertulis, dokumen resmi, surat kabar, atau arsip sebagai sumber data primer untuk merekonstruksi peristiwa, kebijakan, atau pandangan sosial di masa lalu.
Analisis Semiotika (Semiotics Analysis): Studi tentang tanda dan simbol dalam konteks sosial dan budaya. Tujuannya adalah menafsirkan makna yang tersembunyi dalam teks, gambar, atau ritual.
Analisis Naratif (Narrative Analysis): Berfokus pada bagaimana orang menggunakan cerita (narasi) untuk memahami dan memberi makna pada pengalaman mereka. Peneliti menganalisis struktur dan isi cerita yang dikumpulkan.
5. Metodologi Historis dan Komparatif
Metodologi ini sering digunakan untuk memahami evolusi fenomena sosial dari waktu ke waktu atau membandingkan masyarakat/kasus yang berbeda:
Penelitian Historis (Historical Research): Berusaha menguji atau menjelaskan peristiwa sosial atau politik di masa lalu. Metode ini sangat bergantung pada analisis arsip dan dokumen historis.
Penelitian Komparatif (Comparative Research): Melibatkan perbandingan sistem sosial, budaya, atau kebijakan di antara dua atau lebih wilayah, negara, atau kelompok untuk mengidentifikasi kesamaan, perbedaan, dan variabel kausal yang mungkin.
6. Metodologi Kritis dan Aksi
Metodologi ini tidak hanya bertujuan untuk memahami, tetapi juga untuk memberdayakan dan mendorong perubahan sosial:
Penelitian Aksi/Tindakan (Action Research): Pendekatan siklus yang melibatkan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tujuannya adalah memecahkan masalah praktis yang dihadapi oleh suatu kelompok atau komunitas dengan partisipasi aktif dari kelompok itu sendiri.
Penelitian Kritis (Critical Research): Melibatkan analisis yang mempertanyakan asumsi dasar dan struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat (misalnya, feminisme, teori ras kritis). Tujuannya adalah emansipasi dan perubahan sosial.
7. Metodologi Berbasis Teknologi dan Internet
Pendekatan ini menggunakan teknologi baru sebagai sumber data atau alat pengumpul data:
Netnografi (Netnography): Mirip dengan etnografi, tetapi khusus meneliti komunitas dan budaya yang ada secara online (misalnya, forum, media sosial, grup chat). Peneliti mengamati dan menganalisis interaksi digital.
Analisis Data Besar (Big Data Analysis): Menggunakan teknik statistik dan komputasi canggih untuk menganalisis set data yang sangat besar dan kompleks yang dihasilkan dari aktivitas digital (misalnya, catatan transaksi, data lokasi ponsel).
Penelitian Media Sosial (Social Media Research): Menganalisis konten, interaksi, atau jaringan pengguna pada platform media sosial untuk memahami perilaku, sentimen, atau tren sosial.
8. Metodologi Analisis Spasial dan Jaringan
Pendekatan ini berfokus pada hubungan antar unit sosial berdasarkan lokasi atau koneksi:
Analisis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System - GIS): Menggunakan perangkat lunak GIS untuk memetakan, memvisualisasikan, dan menganalisis data sosial yang memiliki komponen lokasi (spasial). Ini sering digunakan dalam studi perkotaan atau demografi.
Analisis Jaringan Sosial (Social Network Analysis - SNA): Mempelajari hubungan dan interaksi antar aktor (individu, organisasi, atau negara) dalam suatu jaringan. Metode ini mengidentifikasi pola koneksi dan peran sentralitas aktor.
9. Metodologi Berorientasi Waktu
Pendekatan ini meneliti perubahan atau pola perilaku sepanjang waktu:
Studi Longitudinal (Longitudinal Study): Mengumpulkan data dari subjek yang sama atau populasi yang sama secara berulang kali selama periode waktu tertentu (minggu, bulan, atau tahun) untuk melacak perubahan dan perkembangan.
Analisis Deret Waktu (Time-Series Analysis): Sebuah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang dikumpulkan secara berurutan pada interval waktu yang sama untuk memprediksi tren masa depan.
10. Metodologi Berbasis Evaluasi dan Kebijakan
Penelitian Evaluasi (Evaluation Research): Ini adalah aplikasi dari metode penelitian sosial (kualitatif atau kuantitatif) untuk menilai kebutuhan, desain, implementasi, dan/atau hasil dari suatu program, intervensi, atau kebijakan sosial. Tujuannya seringkali adalah untuk membantu pengambilan keputusan atau perbaikan program.
Analisis Kebijakan (Policy Analysis): Fokus pada pengumpulan dan interpretasi informasi yang relevan untuk proses pembuatan kebijakan. Metode ini sering menggunakan kombinasi analisis statistik, model ekonomi, dan studi kasus.
11. Pendekatan Berbasis Fenomenologi
Fenomenologi (Phenomenology): Pendekatan kualitatif yang sangat filosofis, bertujuan untuk memahami esensi atau makna dari pengalaman hidup seseorang mengenai suatu fenomena tertentu (misalnya, pengalaman menjadi pengungsi, pengalaman menghadapi pandemi). Peneliti berupaya "menepi" dari asumsi pribadinya untuk masuk ke dalam dunia pengalaman subjek.
12. Metodologi Kritis Lanjutan
Dekonstruksi (Deconstruction): Berasal dari teori kritis (Jacques Derrida), ini adalah metode analisis tekstual yang bertujuan untuk mengungkap dan membongkar dikotomi (pertentangan biner) dan hierarki yang tersembunyi dalam suatu teks atau wacana (misalnya, pria/wanita, dominan/subordinat).
Riset Post-Kolonial (Post-Colonial Research): Pendekatan yang secara kritis menganalisis warisan dan dampak kolonialisme dan imperialisme pada masyarakat kontemporer, sering menggunakan metode historis dan kritis untuk menantang narasi-narasi yang berpusat pada Barat.